Jurnal Linuxku: Cerita tentang upgrade Arch Linux

Kali ini, aku akan bercerita tentang kecerobohanku dalam melakukan upgrade. Kalian tahu apa? Ya, aku melupakan pepatah kuno, yaitu: plug your adaptor during upgrade. Aku terlalu percaya diri dengan baterai laptopku, padahal bateraiku sudah lama dan mestinya kapasitas simpan dayanya menurun. Memang benar, kapasitas baterai laptopku sudah turun. Buktinya, laptopku tidak bisa bertahan lebih dari 2 jam.

Jadi, aku melakukan upgrade. Seperti biasanya, aku cukup menjalankan perintah upgrade biasa pada Arch Linux, kemudian aku meninggalkan laptopku. Setelah aku kembali, ternyata laptopku mati. Aku coba menyalakan dan ternyata tidak bisa masuk halaman login seperti biasa.

Pada layar laptop tertulis bahwa file vmlinuz-linux not found, detilnya seperti ini.

error: file ‘/vmlinuz-linux’ not found
Aku pikir, proses upgrade belum selesai dan kita hanya perlu menyelesaikan proses upgrade, layaknya distro-distro Linux turunan Debian. Aku melakukan upgrade lewat live USB dari Arch Linux. Sebagaimana proses installasi Arch Linux, tentu saja, live USB-nya berbasis teks. Langkah penanggulangannya bukan install ulang. Pilihan untuk install ulang merupakan pilihan terakhir, ketika pilihan untuk penanggulangan itu tidak bisa dilakukan. Ketika proses live USB, kita cukup membereskan bagian yang bermasalah.

Bagaimana caranya? Kurang lebih mirip ketika kita akan melakukan installasi Arch Linux. Pertama, kita melakukan booting dengan USB, selanjutnya, pilih install Arch Linux. Tidak masalah, sebab kita hanya memerlukan "layar hitam" atau CLI-nya. Setelah proses selesai, proses dilanjutkan dengan proses mounting HDD atau SSD kita. Disk atau partisi HDD atau SSD yang harus dimuat (mount) antara lain:

  1. Partisi sistem atau root directory (/),
  2. partisi boot (jika sistem boot pada motherboard menggunakan sistem UEFI),
  3. partisi home (jika memang sejak awal, folder /home dipisahkan dari partisi sistem),
  4. partisi swap (jika ada).
Proses mount juga tidak boleh terbalik. Jadi urutannya harus seperti pada daftar. Nah.., pada kasus laptopku, BIOS tidak mendukung boot UEFI, sehingga proses mount-nya jadi seperti ini:
  1. Partisi sistem atau root directory (/),
  2. partisi home (jika memang sejak awal, folder /home dipisahkan dari partisi sistem),
  3. partisi swap (jika ada).

Setelah selesai dilakukan mount, periksa kembali internet. Memang paling aman adalah menggunakan LAN. Apabila kita menggunakan LAN, kita dapat langsung mengakses internet; asalkan router tidak menghalangi aksesnya juga. Setelah semuanya beres, kita melakukan chroot, persis seperti kita akan melakukan installasi.

arch-chroot /path_that_mounted_of_root
Selanjutnya, aku melakukan upgrade ulang untuk memastikan bahwa upgrade telah berjalan dan selesai. Setelah selesai, aku mencoba untuk reboot. Hasilnya tidak ada perubahan, sehingga dengan terpaksa, aku masuk kembali ke live USB dan melakukan mount seperti petuntuk.

Terdapat sebuah forum yang membahas ini. Dalam forum tersebut menjelaskan bahwa error yang aku alami itu ternyata kernel Linux-nya yang bermasalah. Menurut forum tersebut, install ulang (kernel) Linux perlu dilakukan sekaligus melakukan pengecheckan untuk systemd dan mkinitcpio. Aku tidak langsung percaya dengan thread forum itu, lantas aku membandingkan isi folder boot ubuntu pada PC-ku dengan boot Arch Linux pada laptopku lewat live USB. Mengejutkan. Isi folder tersebut memang beda. Pada folder /boot Ubuntu pada PC-ku terdapat beberapa file vmlinuz dengan beberapa versi. File vmlinuz itu merupakan file pertama yang dibaca oleh sistem dalam motherboard. File tersebut merupakan file pemicu kernel Linux. Sedangkan, isi folder /boot pada Arch Linux tidak ada file vmlinuz itu. Kemudian, setelah chroot, baru aku lakukan installasi ulang untuk kernel Linuxnya, sesuai dengan petunjuk dalam forum itu.

pacman -S mkinitcpio systemd linux
Setelah semuanya terinstall, aku keluar dari mode chroot dan melakukan booting dengan boot lewat SSD. Wah..., ternyata berhasil.

Intinya, dalam menghadapi Arch yang error, jangan panik. Sebab panik dapat menimbulkan tindakan yang tidak perlu. Selain itu juga, ingat selalu nasehat kuno untuk upgrade komputer, yaitu: plug your adaptor during upgrade.

0 comments: