Langsung ke konten utama

Postingan

Jurnal Linuxku: file .bashrc tiba-tiba hilang

Sesuai dengan judulnya, ya. Ini kejadian yang mengagetkan sebenarnya. Satu komputer di tempat kami digunakan dua orang dengan masing-masing akunnya. Salah satu orang itu paham linux dan diberikan akun superuser. Sayangnya, orang itu jarang pakai; bahkan sampai file .bashrc-nya hilang.

Jurnal Linuxku: Karakter khusus, format subscript dan superscript pada xmgrace

Pada saat ini, aku sedang menulis tesis. Seperti karya ilmiah pada umumnya, ada proses olah data dan penyajian data. Banyak software yang dapat dipakai untuk olah maupun penyajian data. Aku memilih menggunakan xmgrace, sebab hasil yang diberikan baik dan tampak seperti pada artikel-artikel ilmiah yang terindeks Scopus.

Jurnal Linuxku: Mengubah file sources.list

Hello, guys! Kali ini, saya akan membahas tentang cara mengubah file sources.list. Ini merupakan lanjutan dari post kemarin, yaitu tentang repository Ubuntu. Sebenarnya ini adalah tulisan yang sudah umum, bahkan bisa juga dicari di blog/website lain. Kali ini akan saya jelaskan untuk Ubuntu.

Jurnal Linuxku: Update Repositori Lokal Ubuntu

Ubuntu belakangan ini mengeluarkan upgrade terbarunya sesuai dengan tradisi setiap bulan oktober dan april, dengan codename Impish Indri. Seperti nama orang, ya? Ini membuat saya penasaran, terutama dengan repository Ubuntu yang ada di Indonesia. Mengapa demikian?

Jurnal Linuxku: Kendala Suara pada Focal Fossa (Ubuntu 20.04)

Tanggal 18 Mei yang lalu, aku benar-benar terkejut ketika mengetahui bahwa laptopku tidak bisa mengeluarkan suara. Padahal baru saja aku mengupgrade-nya dari Bionic Beaver ke Focal Fossa dengan perjuangan. Aku sebut sebagai perjuangan, karena memang aku perlu mengosongkan partisi rootku (/) hingga sekitar 8,5 GB. Banyak yang memang tidak perlu, aku uninstall. Akhirnya berhasil, tanpa halangan yang berarti.

Analisa tentang pengunduhan ISO Ubuntu dengan zsync

Setelah mengunduh ISO Ubuntu dengan zsync, tergelitik untuk membuat analisisnya. Latar belakang analisis ini adalah pertama proses unduh yang lama, karena pengunduhan tidak menggunakan repository lokal (contoh kasus untuk mengunduh lubuntu, yang ternyata tidak dimasukan dalam daftar proses mirroring repository lokal Indonesia), padahal kita mendapatkan file *.zsync dari repositori lokal. Sehingga timbul pertanyaan bahwa apakah mungkin menggunakan zsync tetapi mengunduhnya dari repository lokal. Dapatkah kita mengganti URL-nya dengan URL dari repository lain? Kedua, ketika menghentikan pengunduhan maka muncul file sementara dengan ekstensi *.part. Ekstensi file sementara sama dengan ekstensi file sementara torrent untuk BitTorrent client transmission. Lantas, bisakah melanjutkan pengunduhan menggunakan torrent? Bisakah file torrent dijadikan file bibit unduhan zsync?