Beberapa waktu yang lalu, aku telah menulis hal teknis tentang bagaimana menulis atau melakukan typeset notasi Gregorian dengan menggunakan GregorioTex dan kompilasinya dengan LuaLaTeX. Apabila kamu melewatkannya, kamu dapat mengklik link ini atau mencarinya pada bagian arsip blog ini di bagian paling bawah atau footer blog ini. Secara umum, artikel itu menceritakan tentang sedikit tentang misa bentuk luar biasa (forma extraordinaria) dan bentuk biasa (forma ordinaria), proses kompilasi dokumen LaTeX yang di dalamnya memerlukan paket gregoriotex dan liturg dengan pdfLaTeX dan hasilnya error serta tentu saja pemecahannya dengan membuat paket alternatif.
Sebagai pengantar untuk masuk ke kode sumber dan hasil dari typeset LaTeX itu, mungkin kita akan membandingkan secara agak detail antara misa forma extraordinaria dan forma ordinaria.
- Penggunaan bahasa dalam liturgi. Bahasa liturgi yang digunakan dalam misa forma extraordinaria sebagian besar menggunakan bahasa Latin, sedangkan misa forma ordinaria boleh menggunakan bahasa vernakular. Bahasa vernakular yang dimaksud adalah bahasa selain bahasa Latin. Jadi, misa forma ordinaria dapat menggunakan bahasa Indonesia, Jawa atau bahasa lain.
- Posisi imam dalam misa. Posisi imam yang dimaksud adalah posisi imam pada saat memimpin misa. Imam memimpin misa forma extraordinaria dengan membelakangi umat atau lebih tepatnya imam bersama umat melihat salib yang sama. Memang ada bagian-bagian tertentu imam menghadapi umat pada saat misa forma extraordinaria, namun hanya sebagian kecil saja, misalnya: saat homili dan memberikan berkat penutup. Cara memimpin seperti ini, biasa disebut sebagai posisi ad orientem.
Sedangkan untuk misa forma ordinaria, posisi imam dalam memimpin misa adalah dengan menghadap umat atau disebut juga dengan versus populum. Ada pula misa forma ordinaria yang posisi imamnya ad orientem. Misa forma ordinaria dengan ad orientem tidak familiar di Indonesia. Apabila ditanya mengapa tidak populer di Indonesia, mungkin gereja di Indonesia berdiri pada sekitar konsili Vatikan II atau setelah konsili Vatikan II. Desain panti imamnya tidak ada altar belakang yang umum digunakan untuk misa forma extraordinaria. Bahkan, ada gereja yang telah berdiri sebelum konsili Vatikan II, desain panti imamnya diubah dengan menghilangkan altar belakangnya. Berikut ini ada video yang menunjukkan misa forma ordinaria dengan ad orientem. Video ini merupakan video misa yang dipimpin oleh bapa suci Fransiskus untuk 100 tahun kelahiran Santo Yohanes Paulus II. - Misa forma extraordinaria, terdapat doa di kaki altar, sedangkan pada misa forma ordinaria, tidak ada.
- Pada bagian doa syukur agung (Canon Missæ) pada misa forma extraordinaria, tidak ada anamnesis yang dijawab oleh umat seperti yang biasa dilakukan pada misa forma ordinaria; sehingga doa syukur agung pada misa forma extraordinaria benar-benar ekslusif didoakan oleh imam saja.
- Doa syukur agung pada misa forma extraordinaria tidak semuanya bisa didengar oleh umat; ada bagian yang diucapkan oleh imam secara lirih bahkan tidak terdengar. Sebaliknya, semua bagian doa syukur agung pada misa forma ordinaria dapat didengar oleh umat secara jelas.
- Doa syukur agung pada misa forma extraordinaria hanya ada 1 versi, sedangkan doa syukur agung misa forma ordinaria, terdapat beberapa versi.
- Doa Bapa Kami setelah doa syukur agung pada misa forma extraordinaria, didoakan oleh imam dan umat hanya menjawab "sed libera nos a malo", sedangkan Doa Bapa Kami setelah doa syukur agung pada misa forma ordinaria, didoakan (atau dinyanyikan) oleh imam bersama dengan umat yang hadir.
- Ketika imam menunjukkan Tubuh Kristus dengan rumusan yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia ...", pada misa forma extraordinaria, umat menjawab 3 kali kalimat: "Tuhan saya tidak pantas ..."*, sedangkan pada misa forma ordinaria, umat hanya 1 kali menjawab kalimat: "Tuhan saya tidak pantas ...".
- Penerimaan komuni pada misa forma ordinaria, umat yang akan menerima Tubuh Kristus menjawab "Amin" setelah pembagi komuni atau imam memberikan Tubuh Kristus dengan kalimat: "Tubuh Kristus". Penerimaan komuni pada misa forma extraordinaria, umat tidak menjawab apapun.
- Penerimaan komuni pada misa forma extraordinaria hanya dengan lidah, tidak dengan tangan. Sedangkan penerimaan komuni pada misa forma ordinaria, boleh menggunakan lidah atau tangan.
- Pada misa forma extraordinaria, terdapat injil terakhir, yaitu bagian awal dari Injil Yohanes (Yoh 1: 1-14), sedangkan pada misa forma ordinaria, tidak ada injil terakhir.
- Lagu yang digunakan dalam liturgi. Selama saya mengikuti misa forma extraordinaria, lagu yang digunakan adalah lagu gregorian. Menurutku pribadi, mungkin lagu yang digunakan relatif lebih ketat dibandingkan dengan misa forma ordinaria, yaitu harus menggunakan lagu gregorian. Aku belum pernah mengikuti misa forma extraordinaria dengan lagu non gregorian.
Nah.., sekarang aku tunjukkan hasil dari typeset LaTeX dari Ordo Misa 1962.
Sedangkan kode sumber dari dokumen ini, terdapat pada git. Kode sumber ini masih dalam versi mentah yang belum dilakukan kompilasi. Silakan dilakukan kompilasi pada komputer masing-masing. Berikut ini link untuk menuju repository git-nya.
Mungkin itu saya yang bisa aku tulis di sini. Mungkin teman-teman pembaca ada masukkan, boleh dituliskan pada kolom komentar. Terima kasih sudah membaca.
* Pada Missal pra-1962, bagian jawaban umat "Tuhan saya tidak pantas ..." digantikan dengan doa confiteor.↩
0 comments:
Posting Komentar