Perkamen: Perjalanan cinta (Cinta?)ku yang berliku

Tulisan ini, aku persembahkan untuk salah satu kawan labku yang ingin tahu bagaimana perjalanan cintaku (Cintaku) termasuk kisahku dengannya yang juga kawan kita di lab. Ya.., kau tahu siapa, kan? Bagi teman-teman yang lain, yang tidak tahu, selamat menyimak. Mungkin aku akan menjelaskan diriku sendiri sebelum menjelaskan bagaimana perjalanan cinta (Cinta) yang menurutku berliku, tanpa petunjuk, dan membuatku lelah.

Perkamen: Template LaTeX Tesis

Pada saat membuat pos ini, aku baru ingat kalau aku sudah pernah menulis tentang git dan LaTeX. Padahal sudah membuatnya. Kocak, sih. Kalau ingin membacanya, silakan klik link ini. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar, ya siapa tahu kamu mau berdiskusi denganku.

Perkamen: Ordo Misa 1962 hasil typeset LaTeX

Beberapa waktu yang lalu, aku telah menulis hal teknis tentang bagaimana menulis atau melakukan typeset notasi Gregorian dengan menggunakan GregorioTex dan kompilasinya dengan LuaLaTeX. Apabila kamu melewatkannya, kamu dapat mengklik link ini atau mencarinya pada bagian arsip blog ini di bagian paling bawah atau footer blog ini. Secara umum, artikel itu menceritakan tentang sedikit tentang misa bentuk luar biasa (forma extraordinaria) dan bentuk biasa (forma ordinaria), proses kompilasi dokumen LaTeX yang di dalamnya memerlukan paket gregoriotex dan liturg dengan pdfLaTeX dan hasilnya error serta tentu saja pemecahannya dengan membuat paket alternatif.

Perkamen: Masalah dan solusi tentang package liturg yang dikombinasikan dengan GregorioTex

Sumber: Proper Missa Forma Extraordinaria (diakses pada 9 Maret 2025).

Belakangan ini, aku sempat dikejutkan oleh chat dalam group whatsapp komunitas misa latin tradisional (Forma Extraordinaria). Chat itu berisi tentang permintaan tolong untuk membantu choir lagu gregorian dalam misa perkawinan dengan bentuk luar biasa (Forma Extraordinaria). Mungkin kalau pelaksanaannya di Yogyakarta, tidak masalah dan lumrah. Misa perkawinan forma extraordinaria ini akan dilaksanakan di Semarang. "Yang benar aja?!", kataku dalam hati.