Perkamen: Catatan Akhir Tahun 2013

Akhirnya, tahun 2013 sudah berakhir. Jika ada awal, pasti ada akhir. Demikianlah yang selalu diungkapkan orang. Semuanya ada pasangan yang berlawanan. Pertemuan ada perpisahan. Sudah banyak hal yang aku lewati di tahun ini. Banyak sekali yang berkesan.


Secara garis besar, tertuang dalam Tinjauan tahunanku di Facebook ini. Inilah kejadian yang lalu. Sedikit penjelasannya sebagai berikut.

Nilai-Nilaiku selama satu tahun ini

Sebelumnya, bukan berarti sombong, tetapi memang kenyataannya begitu. Selama satu tahun ini aku mendapat nilai yang sangat baik menurut para dosenku. Semester pertama IP-ku yaitu 3,55 dan semester yang kedua IP-ku 3,65. Sehingga IPK selama satu tahun ini adalah 3,60. Itu aku tanggapi dengan penuh syukur. Tiada kekecewaan semua penuh syukur.

Memasuki semester ketiga sebetulnya aku sudah optimis. Ternyata semester ini aku akui bahwa lebih susah dari dua semester yang sebelumnya. Saya menyadari bahwa bersekolah di perguruan tinggi itu memang susah. Entahlah bagaimana ujianku di bulan Januari tahun 2014 selanjutnya.

SDGNCF

SDGNCF itu kepanjangan dari Satya Darma Gita National Choir Festifal. Itu adalah kompetisi paduan suara, mulai dari tingkat SD hingga tingkat umum, dan pesertanya dari seluruh Indonesia. PSM-ku kebetulan mengikutinya. Kembali dengan penuh rasa syukur, kami mendapatkan medali perunggu. Inilah yang pertama kalinya kami mengikuti kompetisi di luar lingkungan kampus

Misa Tahbisan dan love (or Love)

Judul header itu sebetulnya ingin mengungkapkan sesuatu. Ada dua hal yang ingin aku ungkapkan, pertama tentang panggilan hidup dan Kasih atau cinta (atau Cinta).

Hidup bagiku merupakan sebuah kehormatan. Ini tidak berarti aku mengejar hormat semata. Aku merasa terhormat sudah diberi kesempatan hidup.

Lalu, bagi orang Kristiani panggilan hidup itu penting. Sebab panggilan hidup itu merupakan cetak biru hidupmu berikutnya. Memang dalam panggilan hidup itu juga berperan penyelenggaraan Ilahi. Sebagai orang Kristiani, panggilan hidupnya adalah mewartakan Injil ke seluruh dunia dengan berbagai macam cara. Dari cara-cara itu salah satunya adalah dengan menjadi rahib, pastor, biarawati. Menjadi seperti mereka itu merupakan suatu panggilan hidup yang istimewa.

Tetapi panggilan hidup untuk mewartakan Injil tidak hanya itu saja, selain itu mewartakan Injil juga dapat dengan hidup berkeluarga. Dalam Kitab Suci sudah dijelaskan secara implisit bahwa hidup berkeluarga itu jga baik dan mulia. Dalam Kitab Suci terdapat empat ayat tentang hidup berkeluarga yang kata-katanya sama persis (yaitu: Kej. 2: 24; Mat, 19: 5; Mrk. 10: 7; Efesus 5: 31). Apakah maknanya ini? Apakah Tuhan menghendaki ini? Salahkah hidup sebagai Pastor, biarawati dan rahib?

Ada keanehan yang terjadi di Indonesia menurutku. Mengapa orang begitu bersukacita ketika ada tahbisan imam yang baru, sedangkan kaul hidup bakti tidak? Yang hidup berkeluarga pun juga dirayakan, namun tidak sebersukacita perayaan tahbisan imam? Iya, aku mengerti memang kenyataan kita masih kekurangan imam dalam hal ini sehingga Tahta Suci belum mencabut status Indonesia yang masih tanah misi. Apa penyebabnya? Apakah karena jarang ada orang yang terpanggil? Aku rasa tidak. semua orang Kristiani terpanggil? Lalu mengapa?

Jika boleh dikata, sebetulnya aku termasuk orang yang terpanggil itu. Hanya saja, ternyata aku hanyalah seorang anak laki-laki biasa yang masih merasa tertarik dengan anak perempuan. Ini membuatku bingung. Apa yang harus aku perbuat? Dia sudah mengetahui bahwa aku terpanggil untuk menjadi imam. Dia pun berkata padaku bahwa tak masalah diapun akan mendukungku, jika aku sudah menetapkan keputusanku. Apakah sebuah panggilan itu pilihan? Di sisi lain, aku sayang dengannya.

Dalam kamusku, aku mengenal dua kata cinta. Pertama cinta dengan huruf c kecil. Ini hanyalah cinta karena dagang, karena kebetulan semata. Setelah selesai ya sudah. Kedua, Cinta dengan C huruf besar. Ini bermakna bahwa Cinta ini tanpa syarat. Cinta demi orang lain, tidak peduli aku hancur dan mati. Aku ingin mewujudkan Cinta dengan C yang huruf besar. Aku merasa belum mampu, dan aku merasa apakah tindakan yang sudah aku lakukan ini tepat?

Tahun ini, aku merasa bimbang dengan panggilan hidupku sendiri. Suasana dalam hidupku terasa kosong.

Tutorial Latex

Aku hingga saat ini masih ingin menuliskan tutorial itu. Aku masih mempelajarinya. Yah..., karena text editor itu unik. Dapat dikolaborasikan, dapat juga dipisah-pisah. Kira-kira secepatnya ditahun depan.

Demikianlah teman catatan akhir tahunku.