Langsung ke konten utama

Basilika Santo Petrus dan Piazza San Pietro dari Sisi Teologi

3 Juli 2012 yang lalu, ada seminar komunikasi di Parokiku. Pembicaranya adalah Pater Alfonsus W.,SX. yang merupakan kakak kelasku (yang amat jauh sekali di SD Katolik Santa Maria Rembang). Setelah seminar, kami terlibat pembicaraan yang akrab. Kami berbicara banyak hal, mulai dari keadaanku, rencana langkahku ke depanya, sampai membahas Vatikan dan Kota Roma Citta di Dios.



Pembicaraan ini, akulah yang memulainya. Aku yang penasaran dengan Gereja Santa Maria della Vittoria. Secara detail Padre Alfons menerangkan. Lalu, berlanjut ke Piazza San Pietro dan Basilika Santo Petrus. Baginya, di sana adalah tempat yang indah tetapi memiliki sisi teologis.

Menurut sebuah novel karangan Dan Brown yang pernah aku baca, tokoh utama dari novel itu menyatakan bahwa Piazza San Pietro membuat hati tenang dan membuat menjadi rendah hati. Sejujurnya, aku belum pernah ke Vatikan. Tetapi, bisa jadi hal itu benar. Basilika Santo Petrus, Piazza San Pietro, dan bagian atas Basilika merupakan satu kesatuan. Mereka menggambarkan Gereja.

Piazza San Pietro merupakan gambaran Gereja yang berziarah. Piazza hasil rancangan Bernini ini, dikelilingi oleh pilar-pilar tembok yang menjulang dan pada puncaknya terdapat patung para kudus dan para martir yang jaya. Disini hendak ditunjukkan kepada kita sebuah persekutuan yang telah berjaya. Kita seolah-olah diajak oleh-Nya untuk mencapai Gereja yang Jaya. Untuk naik ke atas (ke arah menuju pilar-pilar dengan patung para kudus) ada jalannya. Satu-satunya jalan ada di dalam Basilika. Basilika inilah penggambaran tentang Gereja Hirarki. Hal ini mau memberitahu kita tentang bagaimana jalan menuju Gereja yang Jaya.

Hanya ada satu jalan, yakni percaya kepada Kristus dan percaya kepada ajaran GerejaNya yang kudus.

Komentar