Sulitnya menggunakan Ubuntu

Setelah keberhasilanku kemarin dalam memasang Ubuntu Linux di Laptop, aku mulai mencoba-coba dengan aplikasi-aplikasi yang disediakan oleh distro Linux yang satu ini.

Seperti anak laki-laki pada umumnya, aplikasi yang pertama kali aku coba adalah permainannya. Cukup beragam. Namun aku gak hanya main terus begitu saja. Aku terus mencoba mengutak-atik distro itu. Gak tahulah klik ini, klik itu (untung gak sampe rusak, hihihi, dasar iseng). Yah..., orang yang terbiasa dengan Windows jadi ya begini jadinya kalo langsung dihadapkan dengan Linux
Ubuntu desktop
Kata temanku yang udah biasa dengan Linux, memang Linux seperti itu. Ibarat kita membuat mie, kita membuatnya dengan repot. Buat bumbunya pake cobek, rendam mie kering di air, siapin ini, siapin itu. Repot banget pokonya. Kalo Windows kan gak. seperti buat mie instan. Siapin air, direbus, masukan, jadi.
Tapi, bagiku Linux itu sangat fleksibel. Ia bisa dirubah, ditambah, dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Bahkan bisa-bisa membuat suatu distro varian Linux yang baru.
Sekarang, aku mulai mempelajari command line dari Ubuntu. Kata om Google, command line distro-distro Linux hampir sama, bahkan sama.