Langsung ke konten utama

Torrent Versus Internet Download Manager

SECARA TIDAK SENGAJA aku menjelajah Google (cari ide untuk menulis di sini), dan menemukan sebuah blog dan tulisannya tentang Torrent dan Internet Download Manager. Yah, bisa dibilang tulisan ini adalah sebuah pembelaan. Namun, aku hanya lebih menyarankan untuk menggunakan Protokol Torrent. Kira-kira inilah alasan-alasanku, mengapa aku lebih menyarankan menggunakan Torrent.

Sebelumnya, kita harus mengetahui apakah Torrent itu. BitTorrent atau terkenal dengan torrent saja, adalah sebuah protokol file sharing peer-to-peer yang digunakan untuk mendistribusikan file-file ukuran besar.Aku jadi teringat dengan tulisan lamaku di web log ini. Secara ringkas, telah aku tunjukan tentang protokol Torrent.
Memang benar adanya apabila mengutip dari bingungkuadrat.blogspot.com bahwa mengunduh dengan protokol BitTorrent memiliki rentang kecepatan unduh 1KBps sampai 50KBps. Tetapi, protokol BitTorrent dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan unduhnya.

Faktor yang paling utama adalah seeder dan leecher. Seeder adalah klien BitTorrent yang memberikan sumber filenya kepada klien BitTorrent yang lain, sedangkan leecher adalah klien BitTorrent yang melakukan pengunduhan file dan juga memberikan file yang telah diunduhnya sebagai file sumber. Perbedaanya antara seeder dan leecher adalah seeder sudah tidak mengunduh file, karena ia telah memiliki file itu secara lengkap. Hubungan seeder dan leecher dengan kecepatan unduh, adalah berbanding lurus. Jadi, semakin banyak seeder dan leecher, semakin cepat kecepatan unduhnya.

Lalu, timbul sebuah pertanyaan, bagaimana aku tahu jumlah seeder dan leecher yang aku gunakan di klien BitTorrent-ku? Dapatkah aku mengatur banyaknnya seeder dan leecher yang terhubung dengan klien BitTorrent-ku? Bisa. Aku mempergunakan Transmision sebagai klien BitTorrent-ku. Transmision memang disediakan untuk para pengguna open source, dan aku belum pernah melihat pengguna Windows menggunakan Transmision. Transmision dapat mengatur kecepatan unduh dan unggah, serta banyaknya peer (seeder dan leecher). Aku kurang begitu mengetahui bagaimana tentang microtorrent atau yang lainya. Mungkin akan aku bahas pada kesempatan yang lain.

Faktor yang kedua adalah device connection yang digunakan untuk menyambung ke internet. Biasanya, koneksi internet menggunakan kabel lebih cepat dibandingkan yang nirkabel. Ada benarnya, namun ada yang bilang kurang tepat. aku menulis artikel ini menggunakan salah satu ISP internet kabel di Indonesia yang merupakan langganan keluarga sejak lama. Faktanya, memiliki kecepatan unduh maksimal sampai 50KBps. Aku menjadi sangat terkejut ketika aku nongkrong di salah satu wifi area (aku hanya sendiri). Ternyata, kecepatan unduh mencapai 300KBps. Sungguh amat mengejutkan. Tetapi, sayang sekali aku tidak mempunyai bukti foto layar, sehingga kamu bisa lebih percaya.

Kemudian, dengan menggunakan protokol BitTorrent, kita banyak diuntungkan. Meskipun kecepatan unduh yang rendah, kita dapat berbagi file dengan pengguna yang lain dengan harapan pengguna lain juga mau menjadi seeder bagi yang lain pula. Prinsipnya adalah berbagi dengan suka rela. Bagi yang pemilik server, servernya tidak perlu bekerja keras saat pengunduhan file-file besar. Karena mengunduh secara langsung dari server membuat server harus melayani secara langsung klien yang mengunduh. file-file besar di"pecah-pecah" menjadi banyak file-file kecil yang relatif sama besarnya, dengan menggunakan metode ini server menjadi lebih awet.

Sedangkan Internet Download Manager (IDM), dapat memakan banyak bandwith. Selain itu, IDM membutuhkan "perhatian" dari server. Sehingga server menjadi jarang Time out.

Jadi kesimpulannya, aku lebih memilih menggunakan BitTorrent karena dapat menguntungkan banyak pihak. Demikianlah, semoga dapat berguna.

Komentar